Monday, March 27, 2017

Lagi, Artis Ketangkap Nyabu di Hotel

 Kabar mengejutkan datang dari Ridho Roma, lama tak pernah muncul di layar televisi, pedangdut yang merupakan anak dari Raja Dangdut Rhoma Irama ini kedapatan sedang asyik berpesta sabu di sebuah hotel di kawasan Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Sabtu (24/3/17) kemarin.
okezone.com

Kabar mengejutkan datang dari Ridho Roma, lama tak pernah muncul di layar televisi, pedangdut yang merupakan anak dari Raja Dangdut Rhoma Irama ini kedapatan sedang asyik berpesta sabu di sebuah hotel di kawasan Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Sabtu (24/3/17) kemarin.

Kabar mengejutkan ini kemudian dibenarkan oleh Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Suhermanto. “Iya, dia (Ridho) ditangkap subuh tadi,” katanya.

Dari lokasi penggrebekan tersebut ditemukan barang bukti berupa paket sabu seberat 0,76 gram serta alat hisap. Sampai berita ini diturunkan, polisi masih melakukan penyidikan terhadap kasus ini.


“Kami masih mendalami, sementara ini dia (Ridho) mengaku hanya sebagai pemakai saja,” pungkasnya.  

Wednesday, September 21, 2016

Tutorial Print Canon iP2700


1. Buka halaman yang akan kita print, pastikan semua dokumen sudah rapi dan siap dicetak
2. Setelah tekan Ctrl+P pada keyboard, klik print properties

3. Kemudian klik pengesetan halaman-cetak dari halaman terakhir agar halaman yang diprint runtut

4. Selanjutnya tinggal klik ok. Mudah kan Pastikan kabel printer anda tersambung yaaa . . . .

Monday, July 11, 2016

Merawat Rambut Lebih Indah dan Sehat

Kita semua tentunya ingin tampil indah dan menarik bukan? salah satu hal yang harus diperhatikan adalah soal penampilan rambut. Orang mengatakan rambut adalah mahkota. Ini dia sedikit tips merawat rambut anda agar terlihat indah dan sehat.

         Selalu lindungi rambutmu dari sinar matahari, angin dan hujan. Paparan sinar matahari yang berlebihan, panas, kotoran, polusi, pencemaran dapat membuat rambut rusak. Hal ini dapat mengakibatkan kotoran bertumpuk, menyebabkan rambut dan kulit kepala menjadi kering, dan bias menyebabkan infeksi pada kulit kepala. Bila perlu tutup rambut dengan payung atau topi.
Rambut basah sangat rapuh dan mudah rusak. Dalam keadaan basah, batang dan akar rambut Kamu lebih rentan terhadap kerusakan. Setelah keramas jangan langsung menyisir, tunggu beberapa saat sampai rambut agak kering
Gunakan kondisioner setelah keramas. Kondisioner dapat membantu agar rambutmu semakin lurus. Lakukan conditioning dengan benar. Conditioners diformulasikan untuk menyegel kadar air dalam batang rambut. Mereka tidak dimaksudkan untuk kulit kepala. mulai pengkondisian sekitar 2 inci dari kulit kepala. Terlalu banyak kondisioner pada kulit kepala hanya akan membuat kulit kepala Kamu berminyak.
Pilih sampo dan kondisioner dari jenis yang sama karena memiliki formulasi yang sama. Karena dibuat untuk jenis rambut tertentu selalu dan tujuan tertentu sehingga bias memberikan hasil yang lebih baik 
Hindari penggunaan hair dryer pada rambut Kamu. Panas akan menyerap  kadar air dari rambut sehingga membuatnya kering dan keriting. Apabila kamu perlu meluruskan rambut dengan alat pelurus, selalu ingat agar memakai pelindung rambut sebelumnya. Hindari menggunakan ikat rambut yang super ketat, pilihlah kain yang lembut. Ikatan rambut yang ketat cenderung menarik rambut kamu dan ini dapat menyebabkan kerusakan.


Telaten
Menjaga rambut agar tetap indah dan sehat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, perlu ketelatenan dan juga istiqomah. Ketika Kamu akan tidur di malam hari, biarkan rambut tergerai pada satu sisi untuk menghindari kekusutan rambut. Tidur menggunakan bantal yang terbuat dari satin bisa untuk mengurangi kerusakan rambut akibat gesekan dibandingkan bantal bernahan kapas dan lainnya.
Ketika mengeringkan rambut, lakukan dengan cara ditekan. Jangan diggosok. Kamu mungkin mengeringkan rambut lebih cepat tetapi jumlah rambut yang rontok akan semakin banyak.
Gunakan masker rambut yang cocok untuk rambu. Kebutuhan rambut bervariasi sesuai jenis rambut. Gunakan air dingin untuk keramas. Maksudnya air pada suhu normal ya, bukan air es. Hindari keramas dengan air panas
Makan yang benar. Kesehatan tubuh juga mempengaruhi panampilan rambut kamu. Semakin sehat Kamu, semakin baik rambut Kamu terlihat. Nutrisi tertentu seperti vitamin, zat besi dan protein sangat penting untuk pertumbuhan rambut dan kesehatan. Itulah diantaranya kiat-kiat menjaga rambut kita agar lebih indah dan sehat. Rambut adalah anugerah, sehingga wajib kita merawat sebaik mungkin anugerah tersebut.




CARA MEMUTIHKAN WAJAH


Ini dia resep-resep alami membuat wajah anda terlihat lebih putih dan bersih :
1.      Memutihkan wajah dengan JERUK NIPIS. Cara yang pertama adalah dengan menggunakan jeruk nipis. Di dalam jeruk nipis terdapat kandungan antioksidan yang baik untuk wajah. Jeruk nipis juga berfungsi untuk mengecilkan pori-pori pada wajah. Cara memakainya adalah dengan menyiapkan satu buah jeruk nipis dan juga satu butir telur ayam. Jeruk nipis diperas kemudian air perasannya dicampurkan dengan putih telur. Lulurkan campuran tersebut ke wajah anda secara merata. Diamkan kira-kira selama kurang lebih 20 menitan kemudian cuci wajah anda hingga bersih dengan menggunakan air hangat.
2.     Menggunakan TOMAT Sebagai Masker. Anda bisa mencoba memutihkan wajah anda dengan tomat. Bagaimana caranya? caranya cukup mudah haluskan buah tomat dengan blender dengan sedikit campuran jeruk nipis. Gunakan cara ini pada malam hari menjelang anda tidur. Bersihkan terlebih dahulu wajah anda lalu keringkan dengan handuk. Berikutnya oleskan hasil blender tomat tersebut secara merata ke wajah dan sekitar leher, diamkan selam kurang lebih 10 menit, lali bersihkan dengan air bersih, cukup air dingin tidak perlu air hangat. Lakukan cara ini secara teratur setiap malamnya.
3.      Menggunakan LIDAH BUAYA. Lidah buaya tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan rambut, tetapi juga berguna untuk kelembaban dan kebersihan wajah. Caranya cukup mudah, potong batang lidah buaya lalu oleskan lendirnya secara merata di wajah anda. Diamkan selama 5 s/d 10 menit lalu bilas dengan air bersih. Anda bisa melakukan cara ini pada pagi dan sore hari secara rutin.

4.   Menggunakan MINYAK ZAITUN. Anda juga bisa mencoba khasiat dari minyak zaitun. Minyak zaitun sangat berguna untuk menghilangkan flek hitam dan membersihkan sel-sel mati pada wajah anda, serta melembabkannya. Caranya sederhana, campurkan minyak zaitun dengan sedikit gula pasir. Lalu oleskan secara merat di wajah dengan gerakan memutar seperti halnya anda menggunakan sabun muka. Lakukan selama kurang lebih 5 menit, hati-hati jangan sampai terkena mata anda karena akan terasa perih. Anda bisa menjalankan cara ini tiga kali dalam sehari.


Jembul Tulakan : Atraksi Budaya yang Mempesona

Indonesia ditakdirkan menjadi negara yang kaya raya. Melimpah ruah tersebar indah di bumi nusantara, dari karunia alam hingga warisan budaya. Di Jawa dikenal ada budaya sedekah bumi. Sedekah bumi menjadi sebuah ritual wujud syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Hampir di seluruh wilayah di Jawa menjalankan ini, namun ada kekhasan tersendiri di setiap daerahya. Keunikan pada setiap prosesi yang dijalankan menjadi pembeda antara sedekah bumi di daerah tertentu. Di beberapa daerah ritual sedekah bumi identik dengan iring-iringan gunungan yang berisi makanan dan hasil bumi.
Berbeda dengan di Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Tradisi sedekah bumi ditandai dengan prosesi iring-iringan Jembul. Prosesi Jembul dimaknai sebagai langkah untuk mengingat laku tapa brata yang dilakukan oleh Nyai Ratu Kalinyamat di bukit Donorojo. Ini dilakukan sebagai aksi  menuntut keadilan atas kematian suaminya. Sunan Hadirin, yang dibunuh oleh Arya Penangsang.
Jembul merupakan perlambangan sumpah Nyai Ratu Kalinyamat yaitu ora pati-pati wudhar tapa ingsun, yen durung keramas getehe lan kramas keset jembule Aryo Panangsang. Yang berarti tidak akan menyudahi semedinya kalau belum keramas dengan darah dan keset rambut Aryo Penangsang.
Jembul sendiri merupakan usungan ancak (semacam tumpukan bambu yang disusun menyerupai gunungan) yang di dalamnya berisi makanan. Jembul terdiri dari dua jenis, yaitu jembul lanang dan jembul wadon. Jembul lanang dihiasi dengan iratan bambu tipis yang kemudian membentuk seperti gunungan dengan dihiasi golek (red: boneka) diatasnya. Sedangkan Jembul wadon tidak.
Arak-arakan berupa iratan bambu, yang sebelumnya diarak dari balai desa ke rumah kepala desa. Kemudian menjadi bahan rebutan masyarakat untuk ngalap berkah keberhasilan panen, dengan ditancapkan disudut-sudut sawah.
Prosesi sedekah bumi di desa Tulakan dimulai pada hari Kamis malam Jum’at, dilanjutkan Jum’at pagi dengan acara manganan di pertapaan Ratu Kalinyamat. Malam Ahad diisi dengan pengajian dan istighosah. Malam Senin diisi dengan pagelaran wayang kulit dan di hari Senin, puncak acara iring-iringan Jembul.
Ada empat jembul yang akan diarak dalam prosesi sedekah bumi ini, yang mana keempat jembul itu adalah perwakilan dari masing-masing dukuh. “Di setiap dukuh menampilkan Jembul dengan ikon dukuh masing-masing,” ungkap Hafid, Sekretaris Desa Tulakan.
Lebih lanjut ia menambahkan, Jembul dukuh Krajan dihias dengan sebuah boneka yang melambangkan Sayid Usman. Seorang abdi yang menemani pertapaan Ratu Kalinyamat yang dikemudian hari menyebarkan Islam di sekitar dukuh krajan. Kemudian ada dukuh Ngemplak dengan tokohnya Sutamangunjaya, dukuh Drojo dengan Ki Leseh dan dukuh Winong yang menampilkan semangat satria gagah perkasa dengan lambang barisan tentara.   
Menurut Hafid, ditetapkannya hari Senin Pahing bulan Dzulqo'dah. Konon hari tersebut bertepatan dengan datangnya Nayoko Projo dari Kalinyamatan. Kedatangannya  mengabarkan berita terbunuhnya Arya Penangsang, serta membawa darah dan rambut Arya Penangsang sebagai tanda bukti.

Pesona budaya
Tradisi ini menjadi sangat sakral, masyarakat menganggap ritual ini sangat penting dan pantang untuk ditinggalkan. Selain wujud syukur, sedekah bumi dengan prosesi arak-arak jembul dimaknai pula sebagai tradisi tolak bala.
Selain tradisi tolak bala, budaya yang diwariskan turun temurun ini menjadi perlambang kerukunan masyarakat desa. “Konon dalam arak-arakan Jembul pasti terjadi bentrok, namun setelah itu masalah usai dengan sendirinya,” jelas Hafid.
Tradisi Jembul Tulakan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar, atraksi yang heboh menjadikan jembul tulakan sebagai tontonan yang dinantikan. Tidak hanya warga Tulakan sendiri yang merasa memiliki budaya ini, masyarakat luas pun berbondong-bondong mengerumuni tontonan ini.
“Hari sedekah bumi di Tulakan menjadi hari libur tingkat desa, warga perantauan pun rela pulang kampung demi sebuah perayaan budaya ini, tidak ketinggalan siswa di  sekolah pun dipulangkan lebih awal, ketika perhelatan Jembul akan dimulai,” imbuh alumnus Fakultas Peternakan Universitas Jendral Sudirman ini.

Pesona budaya dalam tradisi jembul tulakan ini, terbukti menarik perhatian masyarakat luas, di tahun kemarin (2015) ada beberapa warga negara Jepang yang turut hadir bersama dinas pariwisata dan kebudayaan Jepara. Ini menunjukan sebuah potensi wisata yang besar. Jembul tulakan memang layak dimasukkan sebagai paket wisata yang bisa mendongkrak pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Jepara.[]          

Wednesday, May 25, 2016

Tukhul dan Ketakutan Sebuah Rezim

“Ia hilang tak tentu rimba. Tapi puisinya abadi dan menjadi teriakan wajib para demonstran : hanya ada satu kata : Lawan!”
(Wiji Tukhul Teka-teki Orang Hilang, Seri Buku TEMPO, 2013)

Barangkali kutipan diatas mengingatkan kita pada keberanian seorang aktivis kala itu. Hingar bingar rezim orde baru menyisakan masalah pelik yang tak menemu jalanya. Ketimpangan soisal, berbagai aksi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), perkosaan, penculikan dan pembunuhan yang tak bersua hukum bahkan keadilan. Semua jalan dilegalkan semata untuk kelanggengan sebuah rezim. Dan kini bahkan ditengah euforia Reformasi-Demokrasi berbagai masalah itu tak menemu hukumnya, seakan dininabobokan tumbangnya rezim Soeharto berganti zaman demokrasi yang diidamkan .

Salah satu tokoh aktivis yang menentang keras rezim orde baru adalah Wiji Tukhul, penyair sekaligus seniman aktifis pro-demokrasi. Ia adalah putra asli solo, lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di kampung buruh Sorogenen dengan nama asli Wiji Widodo, ayahnya adalah seorang penarik becak. Jenjang pendidikanya hanya sampai Sekolah Menengah Karawitan Surakarta yang kini berganti nama menjadi SMKN 8 Surakarta, itupun hanya sampai kelas 2. Tukhul kemudian menikah dengan Siti Diyah Sujirah alias Sipon dan dikaruniai 2 putra putri, Fitri Nganti Wani dan Fajar Merah. Banyak pekerjaan yang sudah ia jalani, dari menjadi loper koran, calo tiket hingga tukang pelitur furniture. Ia juga aktif dalam panggung drama, dengan bergabung bersama kelompok Teater Jagat (Jagalan Tengah) asuhan Cempe Lawu Warta Wisesa, sebelumnya ia juga mendirikan sebuah kelompok Teater bernama “Sanggar Suka Banjir” yang beranggotan anak-anak disekitar rumahnya.

Tukhul merupakan aktivis politik Partai rakyat Demokratik (PRD) dalam divisi Seni, sekaligus penyair yang gethol berteriak lantang menentang dan menantang rezim diktator Jenderal Besar. Pasca Peristiwa 27 Juli 1996, sekitar bulan-bulan menjelang kejatuhan Soeharto pada tahun 1998 sampai sekarang dia tidak diketahui keberadaanya, hilang begitu saja. Dalam siaran pers Kontras Pers Nomor 7 tahun 2000 Tukhul dinyatakan hilang dengan dugaan diculik dan dihilangkan paksa oleh militer Orde Baru lewat Tim Mawar bentukan Kopasus.

Ketakutan penguasa
Wiji Tukhul menjadi salah satu dari ke 13 aktivis yang dihilangkan oleh aparat, kegaranganya di pentas podium unjuk rasa menjadikan phobia tersendiri bagi sang jenderal dan singgasananya. Bahkan bila penyair-seniman ini membacakan puisi ditengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agitator menakutkan.

Bukan tanpa alasan, aktivis Partai Rakyat Demokratik ini ditakuti rezim orde baru. Puisi-puisi nya kerap kali bersinggungan dengan pemerintah yang tirani saat itu. Hingga mau tidak mau aktivis seperti Tukhul ini dihilangkan, demi stabiitas politik nasional, katanya. Tukhul terus menebar ancaman dan ketakutan terhadap penguasa kala itu, entah dengan berteater menulis puisi maupun pamflet. Salah satu puisi yang melambungkan namanya berjudul “peringatan” yang menjadi teriakan fardhu ain demonstran hingga kini. “Hanya ada satu kata : lawan.” //Jika rakyat pergi//Ketika penguasa pidato//Kita harus hati-hati//Barangkali mereka putus asa//Kalau rakyat bersembunyi//Dan berbisik-bisik//Ketika membicarakan masalahnya sendiri//Penguasa harus waspada dan belajar mendengar//Bila rakyat berani mengeluh//Itu artinya sudah gawat//Dan bila omongan penguasa//Tidak boleh dibantah//Kebenaran pasti terancam//Apabila usul ditolak tanpa ditimbang//Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan//Dituduh subversif dan mengganggu keamanan//Maka hanya ada satu kata: lawan!

Namanya kian santer kala terlibat aksi menggerakkan demonstran buruh di PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) Sukoharjo, disertai keberanianya dalam mengkritik lewat menulis syair-syair yang menusuk pemerintah. Perananya dalam sejumlah aksi, membuatnya harus menjadi target operasi militer, berlari dan bersembunyi menjadi kegiatanya setiap hari. Tak hanya berkeliling solo-Yogyakarta ataupun Jakarta, bahkan sumatra hingga kalimantanpun ia jelajahi. Dalam buku serial TEMPO disebutkan Tukhul pernah bersembunyi di kalimantan dengan nama samaran Paulus si tukang bakso hingga Aloysius Sumedi sebagai rohaniawan. Memang Si Cadel ini sosok pemberani, ini dibenarkan dalam sebuah buku kumpulan puisi Wiji Tukhul Kebenaran Akan Terus Hidup, “orang-orang yang berani memang bisa dipenjarakan tetapi, kebenaran tak akan bisa dipenjarakan,” ungkapnya. Tukhul si kerempeng yang dihilangkan lantaran keberaniannya yang menggoyang rezim orde baru. Hingga kini namanya terus diperbincangkan orang, lantaran keberanianya menebar ketakutan untuk pemerintah yang diktator. Yoseph Yapi Taum menobatkan Tukhul sebagai seorang penyair kerakyatan yang kembali mendudukkan fungsi sastra sesuai dengan tempatnya, yakni sebagai sarana memperjuangkan cita-cita dan visi kemanusiaan.
Tukhul adalah Tukhul ia sosok pemberani, yang menamengkan diri demi sebuah kebebasan-demokrasi.

Monday, May 9, 2016

Tayuban : Cibiran, dan Ihwal Menjaga Lingkungan

Guru Besar Ilmu Antropologi Universitas Indonesia, Koentjaraningrat mengatakan, budaya merupakan suatu sistem gagasan, rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia diciptakan Tuhan dengan bekal akal dan budi, hingga mampu melahirkan dan mencipta sebuah karya tradisi yang adiluhung. Pada hakikatnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilasanakan seiring dengan pola perubahan sosial kemasyarakatan.[1] 
Di kawasan pantai utara jawa (pantura) bagian timur yang meliputi daerah eks Karesidenan Pati memiliki sebuah tradisi dan kearifan lokal yang sarat nilai-nilai luhur. Tayuban adalah budaya luhur itu, sebuah tarian tradisional yang sedang terpinggirkan zaman. Tarian yang khas dan identik dengan sebuah perayaan dan ritus penting di masyarakat jawa.
Menurut teori R.M. Soedarsono dalam Jurnal Harmonia, tayub mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai sarana upacara, hiburan dan tontonan. Tayub dipertunjukkan pada berbagai hajat masyarakat terutama sebagai sarana upacara, seperti bersih desa, sedekah bumi hingga perkawinan.[2]
Sejarah Tayub dimulai sejak zaman Kerajaan Singosari kemudian berkembang hingga kerajaan Majapahit. Pada zaman kerajaan ini kesenian tayub merupakan bagian tak terpisahkan dari upacara keselamatan bagi para pemimpin pemerintahan yang akan memangku jabatan baru, hingga pemberangkatan panglima ke medan laga. Perkembangan Tayub tidak hanya berpusara dalam bingkai kerajaan Hindu-Budha. Pada zaman kerajaan Demak pun eksistensi dan perkembangan Tayub tetap terjaga.[3]


Konon, Tarian Tayub menjadi bagian strategi dakwah walisongo kala itu. Sunan Kalijogo memberikan ruh keislaman dalam kesenian Tayuban dengan pemaknaan Toyyibah seperti halnya Jimat Kalimosodo yang diartikan sebagai Kalimat Syahadat. Sunan Kalijogo dengan kecerdikannya memberikan inovasi gerakan dalam tayuban agar lebih sufistik, jari kelingking, manis dan tengah tegak berdiri, sedangkan jari telunjuk dan jempol melingkar,  membentuk abstraksi lafal Allah. Disebutkan dalam sebuah literatur salah satu strategi dakwah walisongo di Jawa adalah dengan seni, selain media perdagangan, pernikahan, pendidikan dan tasawuf, hal ini tentunya memperkuat dugaan Tayuban sebagai media dakwah Sunan Kalijogo.
Tarian Tayub identik dengan pementasan berunsur magis, tayub kerap dihubungkan dengan danyang[4] desa misalnya.[5] Di beberapa daerah misalnya di Keling Jepara ritual Sedekah Bumi yang merupakan wujud syukur melimpahnya hasil panen dan keselamatan desa, selalu lekat dengan pementasan Tayub di punden.[6] Sedekah bumi berasal dari bahasa jawa yang berarti sedekah atau memberi sedangkan bumi itu sendiri berarti tanah, sehingga apabila kata tersebut dirangkai mrngandung pengertian yaitu memberi do’a serta melestarikan dan merawat bumi.
Sangat disayangkan, ketika zaman penjajahan Belanda, kesenian Tayub terpengaruh unsur negatif yang dibawa para penjajah. Adanya minum-minuman berakohol, dan perlakuan tidak senonoh dari penonton terhadap ledhek atau penari tayub. Hingga Tayuban sering dikonotasikan negatif. Clifford Geerzt dalam Religion of Java bahkan mencatat bahwa ledek dianggap sebagai pelacur (kledek teledhek is almost always a prostitute). Tidak jauh berbeda Raflles dalam bukunya The History Of Java menggambarkan penari Tayub mendapat stigma negatif, hampir semua bisa diajak tidur oleh lelaki berduit. Hal ini menambah kesan kemiringan salah satu tari tradisional Indonesia.   
Menjaga Lingkungan
Kearifan lokal tidak hanya ritual ceremony belaka, begitupun dengan Tarian Tayub yang begitu mengakar di kehidupan masyarakat agraris Jawa. Tradisi Tayuban yang terbingkai dalam laku Sedekah Bumi mewujud sebagai kearifan lokal yang ada di kawasan pantura bagian timur. Kearifan lokal tidak hanya bicara tentang keunikan seni dan budaya. Namun lebih dari pada itu, menjaga kearifan lokal adalah ihwal menjaga lingkungan. Menurut UU No.32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup BAB I Pasal 1 butir 30 menyebutkan “nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari”.[7]
Tarian Tayub identik dengan prosesi ritual Sedekah Bumi, dalam prosesi yang berlangsung setahun sekali, pada acara puncak perayaan selalu disuguhkan pementasan Tari Tayub.  Menjaga tradisi adalah ihwal menjaga bumi, menjaga keberlangsungan lingkungan hidup, seperti yang termaktub dalam prosesi sedekah bumi sebagai wujud syukur manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Anugrah alam yang menghidupi mereka, selalu ada Tayub didalamnya. Dan ketika manusia tetap teguh menjaga kearifan lokalnya (Sedekah Bumi) Tarian Tayub pun akan tetap terjaga. Hemat penulis, laku menjaga keseimbangan dalam ritus sedekah bumi sama halnya laku bertayuban, laku menjaga dan cinta lingkungan.   



[1]Rasid Yunus,  Nilai-Nilai Kearifan Lokal  (Local Genius)  Sebagai Penguat Karakter Bangsa  Studi Empiris Tentang Huyula, Deepublish,  Sleman, 2014, hlm. 2.
Lihat juga Hari Poerwanto,  Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi.Pustaka Pelajar , Yogyakarta, 2000., hlm. 52.
[2] Agus Cahyono, Pola Pewarisan Nilai-nilai Tayub, Jurnal Harmonia, Vol VII, 2006, hlm. 27    
[3] Siti Nur Fitria, Kesenian Tayub di Masyarakat, Artikel Ilmiah, Universitas Airlangga Surabaya,  2015, hlm 3
[4] Danyang merupakan leluhur desa, dalam kepercayaan orang Jawa dianggap sebagai perintis adanya desa tersebut atau orang pertama yang berdiam disitu 
[5] M.Ridwan dan Miftahudin, “Geliat Tayub Pati” ,  Majalah Paradigma, Edisi 2013, hlm. 59.
[6] Punden merupakan  tempat yang di yakini  persemayaman  atau makam  leluhur yang dipercaya sebagai cikal bakal masyarakat